Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Bahasa baku merupakan bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah atau ketatabahasaan.
Contoh:
Kegiatan wisata budaya diharapkan dapat menyegarkan pikiran anggota serta pengurus Karang Taruna Muda Jaya.
Kalimat di atas menggunakan bahasa baku karena cermat menerapkan ejaan, kata, dan susunan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa.
Fitur bahasa baku sebagai berikut
1. Kosakata yang digunakan bebas dari kosakata bahasa daerah yang belum diterima.
Contoh:
Tidak Baku Baku
Cabe Cabai
Duren Durian
Esuk Esok
2. Kosakata yang digunakan bebas dari kosakata asing yang belum diterima
Contoh:
Tidak Baku Baku
Taqwa Takwa
Adzab Azab
Extrim Ekstrem
3. Penyerapan kata asing sesuai kaidah.
Contoh:
Tidak Baku Baku
Aktip Aktif
Epigrap Epigraf
Pase Fase
4. Proses pembentukan kata benar.
Contoh:
Tidak Baku Baku
Berpetualang Bertualang
Berterjunan Beterjunan
Dirubah Diubah
5. Penggunaan benar ejaan.
Contoh:
Tidak Baku Baku
Bila mana Bilamana
Bina raga Binaraga
Diberi tahukan Diberitahukan
Ada beberapa aspek yang menyebabkan kata tidak baku.
1. Segi fonologi (menyangkut penggunaan vokal atau konsonan baik penambahan atau pengurangan)
Contoh:
Tidak Baku Baku
Senen Senin
Pilem Film
Males Malas
Makroni Makaroni
Primary Primer
2.
Segi pembentukan kata
Contoh:
Tidak Baku Baku
Maha guru Mahaguru
Purna bakti purnabakti
Non aktif Nonaktif
Supra natural Supranatural
Mahapengasih Maha pengasih
3.
Segi ejaan
Contoh:
Tidak Baku Baku
Minimalisir minimalisasi
Koordinir Koordinasi
Mawas Mewaswas
Mengfitnah Memfitnah
Menteledorkan Meneledorkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar