Translate

Minggu, 22 November 2015

Artikel

 Artikel

Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Isi artikel dapat bermacam - macam, beberapa contoh yang sering kita baca :
1.      Sejarah
2.      Petualangan
3.      Argumentasi
4.      Hasil penelitian
5.      Bimbingan untuk melakukan/ mengajarkan sesuatu.
Penulis Artikel adalah orang atau individu yang bertindak dalam pengarangan sebuah tulisan, penggabungan beberapa kata menjadi kalimat yang menarik dan enak dibaca sehingga membuat pembaca merasakan dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak mereka ketahui sebelumnya.
Penulis artikel bermacam-macam kriterianya, sebagai berikut :
1.      Penulis Artikel Buku
2.      Penulis Artikel Berita
3.      Penulis Artikel Marketing
4.      Penulis Artikel Online
5.      Penulis Artikel Narasi
6.      Penulis Artikel Naskah
Jenis dan cara penulisan artikel
1.      Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Contoh deskripsi berisi fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani, Suasa pelaksanaan, Promosi, Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional, Keadaan ruang praktik, Keadaan daerah yang dilanda bencana.
Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan, Tentukan tujuan, Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan, Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan, Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
2.      Narasi
Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
Contoh narasi yang berisi fakta: biografiautobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi:
novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana:
awal – tengah – akhir
Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Langkah menyusun narasi (fiksi):
Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.
3.      Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Contoh:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain: Manfaat kegiatan ekstrakurikuler Peranan majalah dinding di sekolah Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil. Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja.
Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Contoh paparan proses:
Cara mencangkok tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang
subur, dan sabut secukupnya.
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan
sehat dengan diameter kira-kira 1,5
sampai 2 cm.
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat
dan dikelupas sampai bersih kira-kira
sepanjang 10 cm.
Langkah menyusun eksposisi:
4.      Menentukan topik/ tema
5.      Menetapkan tujuan
6.      Mengumpulkan data dari berbagai sumber
7.      Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
8.      Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
https://id.wikipedia.org/wiki/Artikel

Frasa

Frasa

Frasa atau frase adalah sebuah makna linguistik. Lebih tepatnya, frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frasa adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat. Simak beberapa contoh frasa di bawah ini:
·         ayam hitam saya
·         ayam hitam
·         ayam saya
·         rumah besar itu
·         rumah besar putih itu
·         rumah besar di atas puncak gunung itu
Dalam konstruksi frasa-frasa di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dibandingkan dengan beberapa klausa di bawah ini:
·         ayam saya hitam
·         rumah itu besar
·         rumah besar itu putih
·         rumah putih itu besar
·         rumah besar itu di atas puncak gunung
Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, hitam, besar, putih, besar, dan di atas puncak gunung adalah predikat.

Beberapa jenis frasa:
1.      Frasa dan kata majemuk
Frase kerap dibedakan dengan kata majemuk. Makna frasa tidak berbeda dengan makna kata yang menjadi kepala/inti frasa.
Misalnya:
Meja hitam tetaplah bermakna meja, tetapi ditambahkan pewatas sifat hitam. Meja kayu juga tetap meja, tetapi ditambahkan makna pewatas kayu.
Di sisi lain, kata majemuk memiliki makna yang sangat jauh berbeda dengan makna kata-kata yang menjadi unsur-unsurnya, sehingga kata majemuk kerap disebut memiliki makna idiomatis. (disebut kata kiasan)
Misalnya:
Meja hijau dalam bahasa Indonesia lebih bermakna 'sidang atau pengadilan', bukan semata-mata meja yang berwarna hijau. Tangan besi lebih bermakna kepemimpinan yang keras alih-alih tangan yang terbuat dari besi.

2.      Frasa eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP.
Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras.
3.      Frasa nominal
Nominal adalah lawan dari verbal. jika verbal adalah kalimat yang berpredikat "Kata Kerja" maka kalimat nominal berpredikat kata benda atau kata sifat. untuk membentuk kalimat nominal, maka unsur kalimat harus memenuhi Subjek, To Be dan komplemen. misalnya "I am Tired", I=subjek, am=To Be dan Tired=Adjective (Passive voice verb). ini adalah contoh kalimat nominal. arti lain dari nominal adalah rangkaian angka yang menunjukkan jumlah tertentu, kemudian adapula arti nominal sebagai kualifikasi (nominasi).
4.      Frasa verbal
Frasa Verbal, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.
Contoh:
1.     bekerja keras
2.     sedang berlari
Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.



https://id.wikipedia.org/wiki/Frasa

Contoh pembukaan dalam membawakan acara

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIM. ALHAMDULILLAAHIROBBIL 'AALAMIINA. WASHSHOLAATU WASSALAAMU' ALAA ASYROFIL ANBIYAA-I WAL MURSALINA, WA-'ALAA AALIHI WASHOHBIHI AJMA'IINA." AMMA BA'DU.
Yang saya terhormati bapak Ust. Ahcmad Yusuf
Yang saya hormati dewan juri lomba
Yang saya hormati panitia lomba
Yang saya sayangi adik – adik peserta lomba dan adik – adik TPA

Syukur Alhamdulillah, marilah kita senantiasa memanjatkan rasa puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan kepada kita segenap nikmat dan karunia-Nya, sehingga pada saat ini kita masih diberikan rahmat serta hidayah sehingga kita semua bisa berkumpul bersama-sama dalam keadaan sehat wal afiyat, dan dapat menghadiri acara “Memperingati Hari Pendidikan Nasional” Yang bertemakan “MINAT” yang insyaallah akan kita laksanakan pada hari ini.
Sholawat serta Salam marilah selalu kita curahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW. berkat perjuangan beliaulah suri tauladan kita dalam berakhlakul karimah dan beliaulah Khatimul Anbiya’penyempurna ajaran Islam sebagai rahmatan lil’alamin.

Terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada seluruh hadirin, yang dengan penuh semangat  berkenan untuk menghadiri Acara ini sekaligus berpastisipasi secara aktif dalam mengikut sertakan perlombaan yang panitia selenggarakan untuk para santri & santri wati.

Contoh Susunan Acara

Susunan Acara Pentas Seni Peringatan Hari Kemerdekaa RI Ke-70


Assalamualaikum Wr. Wb. 

Selamat malam dan salam sejahtera buat kita semua, marilah kita panjatkan terimakasih kepada Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kita bisa hadir di tempat ini.

Atas nama panitia peringatan HUT RI yang ke-70 kami menyampaikan terima kasih kepada para hadirin, yang dengan tulus ikhlas menghadiri undangan dari kami dalam rangka memeriahkan peringatan hari Kemerdekaan RI yang ke-70.

Para hadirin yang kami hormati, sehubungan waktu telah menunjukkan saatnya kiranya acara akan segera kita mulai. Namun sebelumnya, izinkanlah saya membacakan susunan acara HUT RI ke-70, adapun susunan acara pada malam ini:

  1. Pembukaan : 20.00 – 20.10
  2. Menyanyikan Lagu Nasional : 20.10 – 20.30
  3. Sambutan Ketua Panita  : 20.30 – 20.45
  4. Penampilan kesenian tari daerah : 20.45 – 21.15
  5. Hiburan musik : 21.15 – 23.00
  6. Penutup : 23.00


Demikianlah susunan acara yang akan kita lalui pada malam hari ini. Berikutnya marilah kita sama-sama membuka acara pada kesempatan malam hari ini dengan bacaan basmalah.

Acara yang kedua yakni menyanyikan lagu nasional, Hadirin dimohon berdiri.

***** ACARA MENYANYIKAN LAGU NASIONAL *****

Terima kasih, para hadirin kami persilahkan duduk kembali, 
Bapak Ibu, dan para hadirin yang kami hormati, menginjak acara yang ketiga yaitu sambutan-sambutan. Sambutan pertama akan disampaikan oleh Ketua Panitia Untuk itu kami persilahkan yang terhormat Sdr. Provi Zana Bayu untuk memberikan sambutan.

***** SAMBUTAN KETUA PANITIA *****

Terima kasih, kami sampaikan kepada Sdr. Provi Zana Bayu. Acara yang selanjutnya tentunya telah dinanti-nanti oleh para hadirin semua. Yaitu Penampilan kesenian tari daerah yang akan di tampilkan oleh adik- adik kita dari dukuh Dudan. Untuk itu acara kami serahkan kepada pembimbing tari daerah. Beri tepuk tangan yang meriah untuk adik – adik kita.

***** PENAMPILAN KESENIAN TARI DAERAH *****


Luar biasa, tepuk tangan lagi Saudara, ternyata semangat generasi kita masih terlihat membara meskipun sudah larut malam seperti ini.
Hadirin yang kami hormati, tibalah saatnya acara yang kita tunggu-tunggu selanjutnya , yakni acara hiburan yang akan ditampilan oleh Grup Musik Batara Nada dibawah bimbingan ibu Titik S. Beri tepuk tangan yang meriah untuk Grup Musik Batara Nada.

***** HIBURAN MUSIK *****

Sebelum kita melanjutkan penampilan musik dari Grup Musik Batara Nada. Akan ada pengumuman pemenang lomba sekaligus pembagian hadiah, sementara menyaksikan pengumuman yang akan disampaikan oleh Karang Taruna Dukuh Dudan para hadirin kami persilahkan untuk menikmati hidangan yang telah disediakan oleh panitia. Acara pembagian hadiah kami persilahkan kepada Karang Taruna.

***** ACARA PENGUMUMAN dan PEMBAGIAN HADIAH *****

Yak demikianlah acara pengumuman pemenang lomba sekaligus pembagian hadiah. Selanjutnya akan di lanjutkan kembali penampilan musik dari Batara Nada.

***** HIBURAN MUSIK *****


Saya mewakili seluruh panitia Hut RI yang ke-70, mohon maaf jika dalam acara malam hari ini belum sempurna sebagai mana bapak ibu harapkan. 

Dalam kesempatan ini kembali kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para hadirin. Marilah acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke70 tahun 2015 kita tutup dengan bacaan hamdalah bersama-sama

Dari saya pribadi, apabila dalam membawakan acara pada kesempatan malam hari ini terdapat kesalahan dalam tutur kata maupun tindakan yang kurang berkenan di hati para hadirin semua, dengan kerendahan hati saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya akhiri  Wassalamualaikum Wr. Wb. 




Drama

Drama

Drama merupakan genre (jenis) karya  sastra  yang menggambarkan kehidupan manusia dengan  gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, karakter, serta perilaku manusia melalui peran dan  dialog  yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama mengambil konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan  teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama membutuhkan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah  konflik  atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama.
Ketentuan untuk drama pada masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut dengan istilah tonil. Tonil kemudian berkembang diganti dengan istilah sandiwara oleh  PKG Mangkunegara VII. Sandiwara berasal dari kata dalam bahasa Jawa sandi dan wara. Sandi artinya  rahasia, sedangkan wara (warah) artinya pengajaran. Maka istilah sandiwara mengandung makna pengajaran yang dilakukan dengan perlambang.
Struktur
Drama merupakan sebuah karya yang memuat nilai artistik yang tinggi. Sebuah drama mengikuti struktur  alur  yang tertata. Struktur yang tertata akan membantu penonton menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur drama mengambil babak, adegan, dialog, prolog dan epilog. Babak merupakan istilah lain dari  episode. Setiap babak mengambil satu keutuhan kisah kecil yang menjadi keseluruhan drama. Dengan kata lain, babak merupakan bagian dari naskah drama yang mencantumkan sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.
Adegan merupakan bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa. Perubahan peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau setting tempat dan waktu. Misalnya, dalam adegan pertama ada tokoh A sedang berbicara dengan tokoh B. Kemudian mereka berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan tokoh C, maka ada perubahan adegan di dalamnya.
Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Dialog adalah bagian yang paling  dominan  dalam drama. Dialog adalah hal yang membedakan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain. 
Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama. Prolog merupakan  pengantar  untuk masuk ke dalam sebuah drama. Isinya adalah gambaran umum tentang drama yang akan dimainkan. Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama. Isinya merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya mengambil makna  dan  pesan  dari drama yang dimainkan.


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

https://id.wikipedia.org/wiki/Drama

Wawancara

Wawancara

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan  informasi  di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon / kandidat untuk suatu posisi,  jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.
·          Jurnalistik
Dalam bidang jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara mendapatkan  informasi  bahan  berita. Wawancara biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang  wartawan  dengan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Biasanya dilakukan atas permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan.
Sedangkan dalam  jumpa pers  atau  konferensi pers, wawancara biasanya dilaksanakan atas kehendak sumber berita.
·          Bentuk wawancara
1.       Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2.       Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3.       Wawancara  telepon  yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4.       Wawancara pribadi.
5.       Wawancara dengan banyak orang.
6.       Wawancara dadakan / mendesak.
7.       Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
·          Jenis-Jenis wawancara
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
1.       Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
2.       Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
3.       Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
·          Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki Pewawancara
Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut:
1.       Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
2.       Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
3.       Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
4.       Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

https://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara

Cerpen

Cerpen


Cerita pendek atau sering di sebut dengan Cerpen. Cerpen adalah karya sastra yang berbentuk tulisan berupa cerita ringkas, jelas dan pendek. Cerpen berbeda dengan novel, pengisahan dalam cerpen hanya terfokus dalam satu permasalahan/konflik. Cerpen biasanya tetdapat dalam surat kabar, majalah, dan di bukukan bersama cerpen lainnya.

Ciri - Ciri Cerpen

  • Kata dalam cerita kurang dari 10000 kata atau ceritanya singkat.
  • Isi mencerminkan kisah sehari-hari.
  • Tokoh cerpen sederhana dan karakternya tidak mendetail.
  • Bersifat fiktif.
  • Kata yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca.
  • Pesan dan kesan dalam cerita yang diberikan sangat mendalam sehingga pembaca ikut merasakannya.
Unsur - unsur Cerpen
  • Unsur Intrinsik
  1. Tema adalah ide yang menjadi dasar penyusunan cerita dan sasaran cerita tersebut
  2. Alur atau Plot adalah rangkaian peristiwa yang terjalin atas urutan waktu, kejadian atau hubungan sebab akibat yang dimunculkan dalam bentuk konflik.
  3. Tokoh atau penokohan adalah penerangan dari pelaku dalam cerita beserta sifat-sifat setiap tokoh.
  4. Setting atau latar adalah gambaran tempat, waktu dan suasana yang terdapat dalam cerita
  5. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam cerita.
  6. sudut pandang adalah cara bercerita seorang pengarang pada suatu peritiwa dalam cerita. sudut pandang ada 2 macan yaitu sudut pandang orang pertama (pelaku utama dan pelaku sampingan) dan orang ketiga
  7. Gaya bahasa adalah cara pembaca untuk mencermati isi cerpen tersebut
  • unsur ekstrinsik
  1. Latar Belakang Masyarakat pemahaman pembaca berupa kondisi politik, idiologi negara, kondisi sosialnya, dan juga kondisi keekonomian masyarakat.
  2. Latar Belakang Seorang Pengarang terdiri dari, biografi pengarang, kondisi psikologis pengarang, serta aliran sebuah sastra yang dimiliki penulis.

Daftar Pustaka

Penulisan Daftar Pustaka

Penyusunan suatu karya tulis atau karangan sebaiknya harus mencantumkan sumber dari data yang diambil. Sumber – sumber data tersebut dicantumkan kedalam Daftar Pustaka, yang terletak pada lembar akhir pada karangan atau karya tulis. Dan jika seorang pembaca ingin mengetahui lebih lanjut mengenai referensi yang terdapat dalam karya tulis atau karangan dapat melihat di Daftar Pustaka.
Sistematika/urutan Penulisan :
1.       Nama pengarang
2.       Tahun terbit
3.       Judul buku
4.       Kota terbit
5.       Penerbit
Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang (alfabetis) dan tidak menggunakan nomor urut.
1.       Nama Pengarang
Penulisan nama pengarang :
·         Satu pengarang
Ditulis dengan cara meletakkan nama paling akhir pengarang di depan. Setelah dibalik, diantara kata pertama dan kedua dipisah oleh tanda koma ( , )
Contoh :
a.       Hasan Alwi                  Alwi,Hasan
b.      Adi Abdul Somad     Somad,Adi Abdul
·         Dua pengarang
Cara penulisanan satu pengarang belaku di nama pengarang pertama saja. Penulisan nama pengarang kedua ditulis biasa dan tanpa perubahan. Antara pengarang pertama dan pengarang kedua dipisahkan dengan kata hubung “dan”.
Contoh :
a.       Florentina Sri Waluyani dan Margareta Sugiarti
Sri Waluyani, Florentina dan Margareta Sugiarti
b.      Dimas Marsudi dan Andrea Hirata
Marsudi,Dimas dan Andrea Hirata
·         Tiga pengarang
Nama pengarang pertama ditulis dengan cara yang sama dengan penulisan satu pengarang. Sedangkan nama pengarang kedua dan ketiga tidak ada perubahan dalam penulisannya. Tanda koma (,) digunakan untukmemisahkan pengarang pertama dan pengarang kedua. Kata penghubung dan digunakan untuk memisahkan pengarang kedua dan ketiga.
Contoh :
a.       S.Maman Mahayona, Sayan Sofyan dan Achmad Dian
Mahayona,S.Maman, Sayan Sofyan dan Achmad Dian
·         Empat pengarang atau lebih
Jika terdapat empat orang pengarang atau lebih, maka hanya salahsatu nama yang ditulis. Sedangkan nama pengarang yang lainnya di tulis dengan “dkk” sebagai penggantinya.
Contoh :
a.       Sumarlan,dkk
·         Beberapa judul buku dari penulis yang sama
Nama pengarang tidak ditulis lagi pada urutan kedua dan selanjutnya. Nama diganti dengan garis sepanjang 5-7 ketukan.
Contoh :
Keraf,Gorys.1983.Diksi danGaya Bahasa.Jakarta.Gramedia
---------------.1984.Argumentasi dan Narasi.Jakarta.Gramedia
---------------.1989.Cakrawala Bahasa Indonesia.Jakarta.Gramedia
2.       Judul Buku
Ada dua cara penulisan judul buku :
a.       Ditulis miring tanpa garis bawah
b.      Ditulis biasa dengan garis bawah
Judul buku ditulis sesuai dengan ketentuan menulis judul. Yaitu huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf kapital kecuali konjungsi.
Daftar pustaka disusun menutut urutan alfabet dari nama pengarang. Jika tidak ada nama pengarang atau nama pengarang sama dengan nama pengarng yang diatas, maka judul buku yang diurutkan sesuai alfabet.
Tanda –tanda dalam penulisan daftar pustaka :
1.       Tanda koma (,)
Digunakan untuk memisahkan nama pengarang yang dibalik dan nama pengarang satu dan yang lainnya.
2.       Tanda titik (.)
Digunakan untuk memisahkan antara nama pengarang, tahun terbit, judul buku dan kota terbit.
3.       Tanda titik dua (:)
Dugunakan untuk memisahkan kota terbit dan penerbit
Contoh daftar pustaka :

Daftar Pustaka
Darmawati,Uti.2008.Opini Fakta Komentar Tanggapan Kritikan Saran.Jakarta:Permata Equator Media

Marsudi,Demas, Endang Padmini dan Suwarni.2009.BSE Bahasa dan Sastra Indonesia 2 untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Kelas XI Program Studi IPA-IPS.Jakarta:Pusat Perbukuan Depdiknas

Minggu, 15 November 2015

Pokok Isi Sambutan

Mendengarkan dan Menemukan Pokok-Pokok Isi Sambutan


          Sambutan merupakan ucapan dengan susunan baik untuk disampaikan kepada banyak orang. Sambutan termasuk salah satu jenis pidato. Sambutan disampaikan oleh orang tertentu karenan jabatan atau kedudukannya. Sambutan dapar didengar dalam sebuah acara yang diselengggarakan oleh instansi, perusahaaan, atau lingkungan di sekitar Anda, misalnya di sekolah. Kepala sekolah atau ketua panitia akan memberi sambutan saat mengadakan peringatan hari besar nasional atau kegiatan lain.
            Sambutan atau pidato umumnya memiliki tujuan seperti berikut:
1.       Memberikan suatu pemahaman atau informasi kepada orang lain.
2.       memengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan penyampai pidato dengan sukarela.
Isi sambutan disesuaikan dengan situasi saat acara berlangsung. Dalam kegiatan ini, Anda sebgai pembicara harus memahami informasi yang harus Anda kemukakan dalam acara tersebut. Selain itu, perhatikan pula panjang pendek sambutan yang akan Anda sampaikan. Jangan sampai respon yang Anda berikan menggganggu acara inti. Begitu pun bahasa dan gerak tubuh harus menunjang pembicaraan.
Anda dapat memahami isi sambutan dengan melakukan langkah berikut:
1.     Mendengarkan sambutan dengan saksama
2.     Mencatat isi pokok sambutan. Isi pokok sambutan merupakan informasi penting yang disampaikan oleh pembawa acara.
Anda dapat mengubah pokok-pokok isi sambutan menjadi informasi yang berbentuk layar. Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
1.      Menemukan pokok-pokok isi sambutan.
2.     Menghubungkan pokok-pokok isi sambutan tersebut dengan menggunakan kata penghubung.
3.     Mengembangkan pokok-pokok isi sambutan dalam beberapa kalimat.
Berikut beberapa metode sambutan atau pidato yang dapat Anda gunakan:
1.       Metode Naskah
Adalah berpidato dengan mengandalkan naskah. Metode ini digunakan dalam pidato-pidato resmi, pidato melalui televisi atau radio.
2.       Metode menghafal
Adalah metode berpidato yang direncanakan jauh hari sebelumnya.metode ini biasanya akan membosankan pendengarnya. Pembicara yang menggunakan metode ini harus memberikan informasi baru yang menyegarkan agar pendengar tidak bosan.
3.       Metode impromptu / serta merta
Adalah metode berpidato berdasarkan kebutuhan sesaat. Oleh karena itu, metode ini dilakukan oleh pembaa pidato tanpa ada persiapan sehingga hasilnya akan kurang maksimal.
4.       Metode ekstemporan (catatan kecil)

Adalah metode berpidato yang direncanakan dengan menggunakan catatan kecil sebagai inti dan jaringan pembicaraan yang akan disampaikan kepada pendengarnya.